Ipsum Tempor

Sit amet

Ultricies Eget

BElAJAR FOTOGRAFI MELALUI JALUR OTODIDAK

Lebih dari 90% peminat fotografi meniti jalan otodidak untuk meningkatkan kemampuan mereka berfotografi. Amat sedikit yang berkesempatan mengenyam pendidikan formal fotografi. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini, mulai dari sedikitnya jumlah perguruan tinggi yang menyediakan program studi fotografi di Indonesia, relatif tingginya biaya studi fotografi di luar negeri, hingga pada ketidaksetujuan orang tua dari anak yang tertarik melanjutkan pendidikan tinggi di program studi fotografi dengan alasan ketidaktahuan bahwa profesi fotografi kini bisa menghidupi.

Sebagian besar yang dengan alasan apapun tidak mengenyam bangku sekloah
fotografi terpaksa berguru di “jalan” dan di komunitas-komunitas. Namun kelompok
ini tidak bisa dianggap remeh, karena justru kelompok otodidak inilah pula
yang mendominasi nama-nama papan atas dunia perfotografian professional.
Mulai dari Sam Nugroho yang lulusan Arsitektur, Roy Genggam yang lulusan
sinematografi, Gerard Adi yang juga lulusan arsitektur, Heret Frasthio yang lulusan
komunikasi, Henky Christianto yang lulusan fakultas ekonomi, Djoni Darmo yang
lulusan teknik, dan masih banyak nama yang menjadi besar dan diakui karena
kemampuan fotografinya.

“belajar di komunitas sama seperti orang buta yang belajar berjalan kepada orang buta yang sudah lebih lama buta. Berhasil atau tidaknya bergantung kepada diri kita sendiri dan juga orang yang mengajari kita. Hal yang memungkinkan terjadinya kegagalan adalah ketika orang buta yang dipilih untuk mengajari kita ternyata bukan orang buta yang bisa “melihat”.

Comments :

0 komentar to “BElAJAR FOTOGRAFI MELALUI JALUR OTODIDAK”